Rabu, 07 Oktober 2015

Inspirasi





- Inspirasi Pagi -

* Seorang guru besar di depan audiensnya memulai materi kuliah dengan menaruh toples yang bening & besar di atas meja

* Lalu sang guru mengisinya dengan bola tenis hingga tidak muat lagi.
Beliau bertanya : "Sudah penuh?".

*Audiens menjawab : "Sudah penuh".

* Ooooo... tunggu... Lalu sang guru mengeluarkan kelereng dari kotaknya & memasukkannya ke dalam toples tadi. Kelereng mengisi sela-sela bola tenis hingga tidak muat lagi.
Beliau bertanya : "Sudah penuh?".

* Audiens menjawab : "Sudah penuh".

* Kemudian sang guru mengeluarkan pasir pantai & memasukkannya ke dalam toples yang sama. Pasirpun mengisi sela-sela bola & kelereng hingga tidak bisa muat lagi. Semua sepakat kalau toples sudah penuh & tidak ada yang bisa di masukkan lagi ke dalamnya,

* Tetapi terakhir sang guru menuangkan secangkir kopi ke dalam toples yang sudah penuh dengan bola, kelereng, & pasir itu.

* Sang guru kemudian menjelaskan bahwa :

~ . ~ "Hidup kita kapasitasnya terbatas seperti toples. Masing-masing dari kita berbeda ukuran toplesnya."

~ . ~ "Bola tenis adalah hal-hal besar dalam hidup kita, yakni tanggung jawab terhadap Tuhan, orang tua, istri/suami, anak-anak, serta makan, tempat tinggal & kesehatan."

~ . ~ "Kelereng adalah hal-hal yang penting, seperti pekerjaan, kendaraan, sekolah, anak, gelar sarjana, dll."

~ . ~ "Pasir adalah yang lain-lain dalam hidup kita, seperti olah raga, nyanyi, rekreasi, Facebook, BBM, WA, nonton film, model baju, model kendaraan, dll."

~ . ~ "Jika kita isi hidup kita dengan mendahulukan pasir hingga penuh, maka kelereng & bola tenis tidak akan bisa masuk. Berarti, hidup kita hanya berisikan hal-hal kecil. Hidup kita habis dengan rekreasi & hobby, sementara Tuhan & keluarga terabaikan."

~ . ~ "Jika kita isi dengan mendahulukan bola tenis, lalu kelereng dan seterusnya seperti tadi, maka hidup kita akan lengkap, berisikan mulai dari hal-hal kecil yang besar & penting hingga hal-hal kecil yang menjadi pelengkap."

 Karenanya kita harus mampu mengelola hidup secara cerdas & bijak. Tahu menempatkan mana yang prioritas & mana yang menjadi pelengkap.

Jika tidak, maka hidup bukan saja tidak lengkap, bahkan bisa tidak berarti sama sekali.

* Lalu sang guru bertanya : "Adakah di antara kalian yang mau bertanya?".

Semua audiens terdiam, karena sangat mengerti apa inti pesan dalam pelajaran tadi.

* Namun tiba-tiba, seseorang nyeletuk bertanya : "Apa arti secangkir air kopi yang dituangkan tadi?".

* Sang guru besar menjawab sebagai penutup : "Sepenuh & sesibuk apapun hidup kita, jangan lupa masih bisa disempurnakan dengan bersilaturahim sambil minum kopi, dengan saudara, tetangga, teman, sahabat yang hebat. Jangan lupa sahabat lama !!".

Saling bertegur sapa, saling senyum bila berpapasan... #Betapa indahnya hidup ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar