Jumat, 30 Oktober 2015

Sadar atau Tidak, Makkah sekarang lebih mirip Las Vegas


"Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas, " begitulah pernyataan yang dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur Institute for Gulf Affairs-lembaga riset oposisi Saudi- yang berbasis di Washington, melihat perkembangan kota suci Makkah saat ini.
Bukan rahasia lagi kalo sekarang Makkah dijadikan bisnis oleh umat Islamnya sendiri, mulai dari kerajaan di arab  hingga petinggi-petinggi  yang diamanatkan menjaga Kota Suci ini .
Islam seolah mulai dihancurkan oleh umatnya sendiri.
Kota makkah, yang harusnya menjadi pusat ibadah umat Islam diseluruh dunia, juga sebagai kota suci ini sekarang mulai terkikis ketenangan dan kekhusyukannya. Mengapa? Karena tanpa kita sadari atau kita sadari, ka'bah sebagai pusat arah sholat umat Islam sedunia ini mulai tenggelam diantara banyaknya gedung-gedung pencakar langit. 
Menurutnya pula (Ali al-Ahmad), perkembangan dan pembangunan kota mekah saat ini adalah sebuah bencana. "Hal ini akan memberikan pengaruh buruk bagi umat Islam. Ketika mereka ke Makkah mereka tidak punya perasaan apapun, tidak ada keunikan lagi. Apa yang anda lihat cuma semen dan kaca, " ujar  Beliau serius.
Pernyataan tersebut, memang didasari oleh berbagai alasan yang sudah sangat jelas. Kota Mekkah saat ini memang sudah dipenuhi dengan bangunan-bangunan tinggi. Mulai dari hotel-hotel besar, pusat perbelanjaan, dan toko-toko besar yang menawarkan produk-produk barat. Sebut saja misalnya, kedai kopi Starbucks, Cartier and Tiffany, H&M, Topshop, serta Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait.
Pusat Perbelanjaan Abraj Al-Bait tersebut merupakan salah satu mall terbesar di saudi, yang dipenuhi dengan monitor-monitor televisi flat, cahaya lampu-lampu neon, pusat hiburan, restoran-restoran cepat saji, bahkan toko pakaian dalam. Bahkan pusat perbelanjaan ini, direncanakan akan menjadi gedung tertinggi ketujuh di dunia yang dilengkapi dengan fasilitas rumah sakit dan tempat sholat yang luas. 
Pegunungan di dekat Jabal Omar, juga tidak berbeda nasibnya, kini lokasi tersebut sudah diratakan. Rencananya, akan dibangun kompleks hotel dan lebih dari seratus gedung-gedung tinggi. 
"Ini adalah akhir dari Makkah, " kata Irfan Ahmad dari London, seorang pendiri Islamic Heritage Foundation, yang secara khusus aktivitasnya mempertahankan peninggalan-peninggalan bersejarah di Makkah, Madinah dan tempat-tempat lainnya di Arab Saudi.
"Sebelumnya, bahkan pada masa Ustmani, tak satu pun gedung-gedung di Makkah yang tingginya melebihi tinggi Masjid Haram. Sekarang, banyak gedung yang lebih tinggi dari Masjid Haram dan tidak menghormati keberadaan masjid itu, " tukas Irfan.

Semuanya, dengan alas an uang. Uang, menjadi ambisi para pedagang dan pengusaha mendirikan tempat-tempat perbelanjaan tersebut. Kenapa makkah? Karena setiap tahun kota suci ini dibanjiri umat islam yang akan beribadah haji dari seluruh pelosok dunia. Kota ini seolah menjadi daya tarik para investor untuk mendirikan tempat-tempat penginapan, perdagangan dan lainnya.
Tidak hanya karena uang, beberapa organisasi islam menyatakan, bahwa berdirinya gedung-gedung megah disekeliling mekah juga dikarenakan faktor agama. Mereka menuding pemerintah Saudi mengizinkan kelompok konservatif untuk menghancurkan tempat-tempat bersejarah dengan alasan khawatir tempat itu justeru disembah-sembah oleh para pengunjung.
Bahkan, sebuah tempat dimana nabi Muhammad dilahirkan, akan dihancurkan, dan dijadikan kamar mandi. Benar-benar tidak menghormati Nabi Muhammad.
"Sama sekali tidak menghormati Kabah, tidak menghormati rumah Tuhan atau lingkungan dari tempat-tempat bersejarah itu, " kata Sami Angawi, seorang arsitek Saudi yang ingin mempertahankan peninggalan bersejarah di Makkah.

"Padahal, memotong pohon saja seharusnya tidak boleh dilakukan di kota ini, " sambungnya.
Pasar malam, tempat dimana para jamaah harusnya bisa menjual barang-barang yang dibawa, sekarang sudah tidak ada lagi. Begitu juga dengan keluarga-keluarga di Makkah yang biasa menyambut para jamaah haji, sudah tidak terlihat lagi sejak rumah-rumah mereka digusur untuk perluasan Masjid Haram di era tahun 1970-an.

Angawi kini berusaha melakukan pendekatan kepada kerajaan Arab Saudi supaya dapat memberi perhatian dan simpati besar atas penghancuran tempat-tempat bersejarah. Ahmad melobi pemerintah-pemerintah negara Asia dan Arab untuk menghentikan penghancuran yang dilakukan pemerintah Saudi. Kedua tokoh ini menyayangkan kurangnya kepedulian umat Islam atas isu-isu ini. Kepentingan bisnis dan uang seolah mengalahkan segala-galanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar